Salju

Senin, 21 Januari 2013

Bagaimana kesabaran itu di uji?

Berbulan-bulan mencari rumah sewa yang murah tapi bagus, keliling kota menyusuri setiap jalan, gang-gang sempit, jawabannya masih sama, tidak ada. tetap masih dalam pencarian sesekali merebahkan tubuh didinding dan diatas kasur, ya sudahlah menyerah saja, terima apa yang ada, hufft.
Beberapa minggu kemudian setelah lelah mencari kesana kemari, akhirnya ku temukan sebuah rumah mungil dengan dua kamar berukuran sedang, komplit sumur, air tadah hujan "i like it" sewanya murah Alhamdullilah pencarian ku berakhir bisik hati.
ponsel ku berdering "ini mba yang nyari rumah tadi sore ya, begini mba rumahnya, maaf sebelumnya rumahnya sudah diambil Kasubbag sebuah Dinas, maaf mba saya gak tau" tubuhku rebah, hati ku kembali remuk, masyaallah kuatkan hambaMu.
pencarian pun aku hentikan.
"don't give up" selalu kuucapkan dalam hati kukepalkan jari-jari tangan, kucoba kembali menyusuri jalan ibu kota kecil yang panas menempuh setiap ruas jalan tikus kemungkinan disana ada terselip sebuah berkah yang besar. berkali-kali aku harus kecewa, info teman-teman kantor, teman dari teman semuanya turut membantu Alhamdullilah aku masih bersyukur akan keberadaan mereka yang terus memberikan support membuat aku semakin tekad dan kuat. berkat usaha dan do'a kepada yang Maha Pemilik Alam Semesta, ku temukan sebuah rumah bertingkat nan besar, posisi ditengah kota, molek, asri dan aman dengan sewa yang murah. Ya Allah sekali lagi aku tersenyum dan memanjatkan syukur tiada henti. mudah-mudahan ini lah awal tahun yang cerah.
kembali lagi aku harus di uji, seorang teman mengabarkan "pemilik rumahnya minta undur waktu, kemungkinan awal januari baru bisa rumahnya ditempati" kembali aku tertegun seerrrrr rasa didadaku Ya Allah jangan lagi ini gagal cukup kesabaran ini
"kita tunggu ya kak" jawab ku
Awal Januari yang dinantikan, kembali ponsel berdering " maaf dek, ibu belum bisa datang awal januari kemungkinan tanggal 10" emosi ku mulai melunjak, kemarahan telah sampai di ubun-ubun. Ingin aku membatalkan keputusanku untuk memiliki rumah itu. Di satu sisi aku sudah mencari rumah cadangan walau tidak berkenan dihatiku. Aku tertunduk didepan komputer yang hari-hari menemaniku diruang yang sempit ini, entah dari mana bisikan halus dihati "belajarlah untuk bersabar" kupejam kedua mataku dan aku katakan "aku masih sanggup menunggu"
Alhamdullilah buah dari kesabaran itu benar-benar manis dan aku beserta temanku dapat memiliki rumah cantik idaman kami, yang saat ini kutempati.
Bagaimana kesabaran itu di uji? Allah Maha Besar, Allah Maha Pengasih Dia tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuannya. Allah tak akan membiarkan hambanya yang berusaha berputus asa begitu saja, begitulah aku menilai KebesarNYA. Dalam segala hal aku belajar untuk sabar, walau kata itu sederhana tapi butuh perlawanan yang sangat kuat. Sabar dalam Amarah, sabar dalam Menanti RezekiNya, sabar menanti JodohNya sabar dalam kesulitan, sabar dalam menunggu. Insya Allah Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan Do'a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar