Salju

Jumat, 14 Juni 2013

Never Ever Give Up (sebuah renungan)



Gadis di bawah pohon itu bukan wanita yang baru diputus kekasihnya atau gadis galau abad 20. Namanya Dara, dia menunggu daun yang paling pucuk itu gugur. Untuk apa? Ia baru pulang dari tabib didesanya, jika daun pucuk itu bisa menyembuhkan sakit ayahnya yang menahun tak kunjung sembuh. Daun itu harus gugur oleh angin yang bertiup. Dara mengitung jumlah daun yang gugur tapi ia tahu daun paling pucuk itu masih utuh dia atas sana.

Dara berniat untuk memanjat pohon itu sampai kepuncak, tapi bukan begitu bunyi syaratnya. “ia harus gugur”. Dara tertidur dan entah berapa lama hingga ia terbangun musim telah berganti “musim gugur”. Daun diatas pucuk sana tinggal ranting yang dihembus udara dingin.

Menurutmu apa yang dilakukan Dara? Pulang dan kesal? Menggerutu dan marah?. TIDAK. Dari ranting-ranting kering ia membuat gubuk yang kokoh hingga musim semi berikutnya.

Waktu itu pun datang, kali ini dia tidak lengah. Dari gubuknya ia terus menghitung daun yang gugur. Hingga disuatu hari di penantian yang panjang daun pucuk itu gugur. Perjalanan panjang pun ia tempuh, karena desa ayahnya harus menempuh jurang tajam. Tapi taukah kalian apa yang terjadi? Disana hanya ada batu nisan yang terpancang sedikit miring, nama ayahnya terukir dengan rapi. Ya, 6 bulan yang lalu ayahnya tak sanggup menunggu daun pucuk itu.

Apakah Dara menangis sepanjang harinya? Menyalahkan Tuhan atas usahanya? TIDAK. Daun pucuk itu di ramu, hingga menjadi obat yang mujarab. Satu persatu warga desa datang meminta untuk diobati. Bulan berganti tahun dan tahun berubah menjadi tua. Obat itu telah menjadi fenomenal namanya termasyhur, tak perlu lagi menunggu daun pucuk, dengan membudidaya pohon itu dan memetik pucuknya suduh cukup memenuhi kebutuhan. 

Ini memang bukan cerita nyata, karena Dara adalah tokoh fiksi yang sengaja dihidupkan wataknya. Tapi jika kita diposisi Dara, sanggupkah kita seperti itu? Never ever give up? Bernarlah yang dijanjikan, Tuhan tidak memberi apa yg kita harapkan, tapi Tuhan memberikan apa yg kita butuhkan. Kadang kita sedih, kecewa, terluka, berburuk sangka. tapi jauh di atas segalanya Tuhan  sedang merangkai yg TERBAIK dalam kehidupan kita, agar kita belajar untuk selalu IKHLAS.